Tugas Softskill Bahaya Psikologi dan Penanggulangan Di Lingkungan Kerja


MAKALAH BAHAYA DAN PENGENDALIAN PSIKOLOGI DI PERUSAHAAN





Disusun Oleh:
I. GUSTI PUTU PRADNYA ARYA ASNAWA
IRVANANDA ISNANDI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN TEKNIK MESIN
LABORATORIUM TEKNIK MESIN DASAR
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2019





DAFTAR ISI


Halaman
Halaman Judul.............................................................................................................. i
Abstraksi..................................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................... iv
Daftar Gambar........................................................................................................... vi

BAB I        PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang .............................................................................. 1
     1.2       Rumusan Masalah.......................................................................... 1
    1.3  Batasan Masalah................................................................................. 1
    1.4  Tujuan Penulisan................................................................................. 1
    1.5  Metode Penulisan ............................................................................... 2
    1.6  Sistematika Penulisan.......................................................................... 2

BAB II       LANDASAN TEORI
                    2.1    Pengertian Bahaya Psikologi Di Tempat Kerja......................................... 4
2.2.1   Jenis Jenis Bahaya Psikologi............................................      4
                    2.2 Penularan Masalah Psikologi..............................................................      5
2.2.1   Tingkat Stress................................................................      5
2.2.2   Jangka Waktu Stress.......................................................      6
2.2.2.1   Kemampuan Mendekteksi Masalah....................      6
2.3.2.2   Tanda Yang Terjadi Jika Stress............................      7
2.3.2.2   Reaksi Yang Terjadi Jika Stress...........................      8

BAB III      DATA DAN PEMBAHASAN
     3.1 Pengendalian Masalah Psikologi......................................................... 10
     3.2 Pendekatan Yang Membantu Meringankan Stress................................. 12
          
BAB IV        KESIMPULAN
                     4.1   Kesimpulan....................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA







KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik sebagai salah satu tugas mata kuliah teknik keselamatan dan kesehatan kerja di Universitas Gunadarma. Makalah ini mungkin sangat jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi materi maupun dalam penyajiannya.
Hal tersebut karena kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Banyak dukungan, masukan dan saran yang penulis terima dari berbagai pihak dalam penulisan ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat selesai dengan baik. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya:
1.     Prof. Dr. E. S. Margianti, SE., MM. Selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.     Prof. Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
3.     Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
4.     Ir. Sunyoto, MT. Selaku Dosen Mata Kuliah Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
5.     Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk penulis.
6.     Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma khususnya angkatan 2015 yang telah banyak membantu.


Depok, 24, Januari 2019



4IC05


BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
Pada tahun 1931, dalam penelitian yang dilakukan oleh  HW Heinrich mencatat bahwa dua faktor dasar yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu  kondisi mekanis atau fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau faktor manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres.
1.2            Rumusan Masalah
Penanggulangan dalam terjadinya bencana harus dilakukan secara cepat, karena dapat mempengaruhi kinerja dan lingkungan sekitar. Untuk itu hal yang perlu diketahui adalah proses pengendalian psikologi secara tepat.

1.3            Batasan Masalah
        Untuk mengetahui mengenai masalah-masalah apa saja yang akan dibahas maka akan dijelaskan batasan masalah yang ada dalam penulisan ini, yang meliputi:
1.       Membahas jenis permasalahan psikologi.
2.        Membahas pengendalian masalah psikologi.

1.4            Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang diharapkan dalam penulisan ilmiah  ini adalah sebagai berikut :
1.       Mengetahui jenis permasalahan psikologi.
2.        Mengetahui pengendalian masalah psikologi.

1.5            Metode Penulisan
               Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini, penulis melakukan pengamatan pada tanggap darurat dan pengambilan data yang diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang dibahas dalam penulisan ilmiah. Penulis melakukan kegiatan dengan beberapa metode antara lain :
1.       Studi literature
Metode yang dilakukan dengan pengambilan data yang diperoleh dari buku-buku acuan atau jurnal yang menyangkut permasalahan yang akan dibahas .

1.6            Sistematika Penulisan
               Untuk mengetahui penjelasan pada tiap-tiap bab secara garis besar maka sistematika dalam penulisan laporan ini tersusun dari beberapa bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I                PENDAHULUAN
                          Pada bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah, tujuan penulisan dan sistematika penulisan dari penulisan ilmiah ini.
BAB II               LANDASAN TEORI
                          Pada bab ini menjelaskan mengenai jenis masalah psikologi.

BAB III              PEMBAHASAN DAN ANALISA
                          Pada bab ini menjelaskan tentang pengendalian masalah psikologi.
BAB IV              PENUTUP
                          Pada bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dari penulisan ilmiah serta beberapa saran dari penulisan ilmiah ini.



















BAB II
LANDASAN TEORI

2.1            Pengertian Bahaya Psikologi Di Tempat Kerja
Pada tahun 1931, dalam penelitian yang dilakukan oleh  HW Heinrich mencatat bahwa dua faktor dasar yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu  kondisi mekanis atau fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau factor manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres.

2.1.1       Jenis Jenis Bahaya Psikologi
Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres. Permasalahan psikologis ataupun stress yang terjadi pada seseorang digolongkan kedalam 4 bidang kehidupan yaitu :
  1. Masalah pribadi terjadi masalah keluarga misalnya Perceraian, sakit, kematian dalam keluarga, alkohol/ penyalahgunaan obat, masalah keuangan, kelahiran anak, sekolah/ kelulusan.
  2. Masalah pekerjaan terjadi misalnya pekerjaan baru, adanya tanggung jawab baru, adanya pemotongan tenaga kerja, masalah dengan rekan kerja atau supervisor.
  3. Masalah sosial terjadi misalnya bencana alam, pencurian, depresi.

2.2            Penularan Masalah Psikologi
Penularan adalah Reaksi terhadap suatu peristiwa yang tidak berhubungan dengan diri sendiri seperti : Membaca tentang bencana / cakupan televisi yang membuat seseorang menjadi sangat khawatir, Bencana yang menimpa teman atau saudara,  melaporkan bencana.

2.2.1       Tingkat Stress
Pada tahun 1967, Indeks Mengubah Hidup diformulasikan oleh TH Holmes dan
RH Rahe.Mengingat daftar 43 peristiwa kehidupan, individu diminta untuk memeriksa jumlah kejadian dari setiap peristiwa sepanjang tahun lalu. Setiap kejadian dirangking menurut dampak nilai numerik stres, dari yang rendah 11 sampai yang tertinggi 100. Menjumlahkan skor menyediakan jumlah total stres yang dialami. Indeks ini berisi banyak peristiwa yang yang dapat menjadi kontributor yang kuat untuk faktor manusia stres dalam pekerjaan yang dapat mengakibatkan kecelkaan dalam bekerja. Namun, penentu utama dalam mengevaluasi dampak dari stres pada perilaku adalah reaksi setiap individu terhadap situasi stres yang terjadi.
Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat, kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh, serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat kerja.

2.2.2       Jangka Waktu Stress
Stres dapat menimpa siapa saja bila seseorang tlidak dapat mengendalikan diri
dan menyerah terhadap keadaan. Gempa bumi atau banjir mungkin berlangsung hanya sebentar bukanlah stress yang sebenarnya , tetapi stress yang sebenarnya adalah pengaruhnya terhadap psikologis maupun emosional yang dapat bertahan lebih lama dan lebih mendalam serta memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang. Selain itu, merawat individu yang berpenyakit kronis akan memberikan pengalaman stres lebih konsisten, namun pengasuh dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan belajar yang sehat dalam mengatasinya dan bila tidak dapat diatasi, dapat meminta sumber daya untuk bantuan. Stres pasca-trauma yang dihasilkan dari reaksi emosional terhadap gempa bumi atau banjir, akibatnya secara  berkala, akan lebih signifikan menjadi faktor risiko psikologis dalam kecelakaan di tempat kerja. Sebagai individu dengan gaya kepribadian khas, masing-masing dari kita akan merespon stresr yang ada dengan cara yang beraneka ragam. Secara umum, bagaimanapun, masalah jangka pendek tidak akan berdampak besar pada tingkat kinerja sebagai kekhawatiran jangka panjang. Jika sebuah kecelakaan mobil kecil dapat mengganggu perhatian sementara waktu. Tetapi masalah yang Sedang berlangsung yang lebih berat, seperti kecanduan narkoba atau alkohol, dapat menciptakan kerugian konsentrasi yang lebih kritis dan menghadirkan risiko yang lebih mendalam terhadap kinerja kerja yang aman di tempat kerja.


2.2.2.1  Kemampuan Mendekteksi Masalah Psikologi
Setiap orang berbeda beda  dalam hal menangani situasi stres dan menyertai pesan internal stres. Faktor yang paling menonjol yang mengganggu dengan berhasil mengelola stres adalah rasa kehilangan kontrol. Semakin seseorang merasa kehilangan kontrol, semakin besar tingkat stres. Perasaan out-of-kontrol dapat mengakibatkan kebingungan dan keasyikan dengan stres, yang mengakibatkan peningkatan bicara diri yang negatif serta timbulnya kecemasan. Rasa frustrasi dan meningkatnya kerugian yang menyertai konsentrasi dapat menyebabkan pengambilan risiko yang tidak perlu atau untuk overcompensation kurangnya perhatian dengan menjadi terlalu berhati-hati dan ragu-ragu. Keraguan, ketidakpastian, dan tingkat kecemasan kemudian dapat meningkat lebih lanjut, mempercepat siklus stres yang tidak sehat dan meningkatkan kontribusi terhadap risiko kecelakaan. Karena banyak orang merasa tidak nyaman membahas masalah-masalah yang mungkin mengganggu mereka, metode penelitian karyawan diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang karyawan mengalami stress yang dapat  menjadi risiko kecelakaan. Penilaian dalam penelitian yang dilakukan yang paling efektif berasal dari pengamatan perilaku atau tingkat kinerja.
Ketika seseorang terganggu, kinerja dan produktivitas turun. Stres memicu perubahan perilaku. Beberapa perubahan ini dapat terlihat dan jelas, dan ada yang tidak dapat terdeteksi . oleh karena itu diperlukan kesediaan untuk mengenal karyawan dan untuk mempelajari kebiasaan mereka dalam rangka untuk melihat perubahan dalam fungsi, cara bicara, kinerja pekerjaan, maupun kebiasaannya. perubahan yang terus terjadi, semakin beresiko terhadap individu . Sekali Anda telah mengidentifikasi karyawan sebagai risiko kecelakaan, masalah ini harus kemudian disampaikan secara langsung. Ada tiga tingkat konfrontasi: pribadi, performance- performance sports, dan kebijakan
2.2.2.2  Tanda Yang Mungkin Terjadi Ketika Seseorang Stress
        Adanya perasaan ketakutan Kebingungan dan kecemasan
        Terlalu sibuk dengan masalah sehingga mengabaikan rekan kerja yang lain
        Proses Duka pada diri sendiri yang disebabkan oleh masalah keluarga dll
        Negative thinking
        Merasa terisolasi terasing sehingga membutuhkan perhatian yang lebih banyak
        Takut akan pembalasan
        Takut menunjukkan kelemahan

2.2.2.3  Reaksi Yang Mungkin Terjadi Ketika Seseorang Stress
        Trauma yang berkepanjangan
        Terkurasnya energi dan pikiran sehingga membuat tubuh menjadi lemah
        Kecemasan,  Apatis, mati rasa emosional
        Timbulnya berbagai macam penyakit akibat kebanyakan pikiran misalnya Sakit kepala, mual, pusing ataupun  Penyakit ringan lainnya.
        Sulit berkonsentrasi terhadap sustu pekerjaan
        Kebingungan, pelupa, insomnia
        Mimpi buruk
        penggunaan Obat- obatan yang  meningkat dan penggunaan alkohol
        kecerobohan,  sering marah  Merasa kewalahan,  Gugup ataupun sering ketiduran.













BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

3.1            Pengendalian Masalah Psikologi
Jika pribadi Anda bersedia untuk meninggalkan kapasitas dunia profesional Anda, mencoba pendekatan individu sebagai teman yang peduli. Tanyakan jika ada masalah dan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantu. Mencoba untuk memberi dukungan aktif bagi individu jika ia menginginkannya dengan upaya harus tulus,. Para kontak tingkat pribadi mungkin sangat bermanfaat  bagi orang yang dapat menghargai ketulusan Anda, mengetahui kerahasiaan yang akan dihormati, dan kepercayaan Anda untuk mendengarkan, Empati, dan membantu. Risiko Anda dalam menjalankan ini adalah bahwa masalah dapat ditolak, atau Anda mungkin harus ditolak dan dianggap mengganggu karena pada saat tersebut jiwanya masih tergolong kacau. Kebijaksanaan ekstrim diperlukan jika Anda memutuskan untuk campur tangan pada tingkat pribadi. Anda dapat memilih untuk tetap di arena profesional.
Perilaku yang berkontribusi terhadap terjadinya  kecelakaan :
·       Perubahan dapat mempengaruhi sikap
·       Mood perubahan, perubahan suasana hati
·       Penarikan diri lingkungan  sosial
·       Memaksakan keceriaan dalam kehidupan sehari - hari
·       Reaksi berlebihan terhadap situasi serta kemarahan yang berlebihan
·       Kelesuan
·       Melamun
·       Kelambatan tanpa adanya alasan yang jelas
·       Penggunaan hari libur yang berlebihan
·       Menggunakan jam  makan siang yang lebih dan kembali dengan bau minuman keras
·       Panggilan telepon pribadi; konduksi bisnis pribadi yang mengganggu pekerjaan
·       Bekerja dengan berlebihan
·       Bekerja terlambat atau lembur, tanpa pola sebelumnya
·       Keengganan untuk meninggalkan pekerjaan meskipun pada saat jam istirahat
·       Sering istirahat dan menggunakan toilet dengan lama
·       Pelupa, ketidakpedulian terhadap lingkungan sekitar
·       Kinerja drop - lebih banyak kesalahan daripada biasanya; kesalahan kecil
·       Kerahasiaan
·       Penolakan dari masalah ketika berhadapan dengan seseorang yang ingin membantu
Pendekatan Yang Dapat Dilakukan Dalam Membantu Meringankan Stres
Pribadi
·       Kesadaran akan perbedaan gender dan pola perilaku karyawan '
·       Didekati ("pintu terbuka" kebijakan)
·       Kesediaan untuk mengambil risiko
·       Kepedulian terhadap keamanan (harus tulus)
·       Privasi harus dipastikan terjjaga sehingga seseorang yang menceritakan   masalahnya menjadi lebih tenang karena rahasianya terjaga
·       Peningkatan kerjasama antara para pekerlja dengan pimpinan
·       Kerahasiaan terhadap masalah yang mengakibatkan seseorang stres
·       Keterbukaan, kesediaan untuk mendengarkan keluhan ataupun permasalahan seseorang

Kinerja
·       Peninjauan terhadap  Kinerja serta penelitian terhadap sikap dan kebiasaan tenaga kerja
·       Memberikan alternatif perubahan Perilaku untuk berubah kearah yang lebih baik
·       Negosiasi, keterampilan mediasi
·       Cross-training karyawan luntuk mengenalkan segala sesuatu yang penting agar resiko kecelakaan dapat diminimalisir

Kebijakan
·       Memberikan  kebijakan secara tertulis
·       Memberikan kelas, informasi program Pelatihan dan kesehatan,
·       memberikan Pedoman untuk perilaku yang aman
Kinerja
Dari sikap profesional, harus memperhatikan  tingkat kinerja dan perubahan perilaku. Perhatikan masalah daerah dan alamat mereka secara khusus. Cobalah untuk  menemukan alasan di balik penurunan produktivitas atau perubahan perilaku. Jika Anda mengalami penolakan bahwa ada masalah, menjaga percakapan difokuskan pada perilaku yang spesifik, menginformasikan karyawan tersebut bagaimana ia dapat meningkatkan kinerja dan bagaimana perbaikan akan didokumentasikan. Mengungkapkan keprihatinan Anda tentang isu-isu keselamatan. Cross-training karyawan akan memastikan bahwa tugas pekerjaan yang tercakup jika harus menjadi perlu untuk menghapus seseorang dari situasi yang berpotensi berbahaya. Anda mungkin melihat perbedaan gender yang terjadi pada pribadi dan tingkat kinerja. Perempuan pada umumnya, lebih cenderung bersedia untuk membahas masalah pribadi dan menerima solusi dan menawarkan bantuan. Mereka cenderung untuk merespon positif terhadap belas kasih dan keinginan yang jujur ​​untuk mendengarkan. Pria, yang sering dibesarkan di sebuah Atmo- lingkup yang menekankan pemecahan masalah dan privasi, mungkin percaya bahwa UCAPAN- pemerintah hanyalah kicauan belaka atau pengakuan stres merupakan kelemahan. Mereka biasanya akan merespon lebih positif untuk intervensi pada tingkat kinerja, dengan tujuan yang jelas dan pedoman untuk perbaikan.

Kebijakan
Kebijakan dan kinerja berjalan seiring. Sebaiknya menuliskan harapan tentang perilaku yang aman, dengan pedoman kebijakan yang disebarluaskan , merupakan persyaratan hukum. Sebuah kebijakan khusus, gabungan
dengan program pelatihan komprehensif, menyiapkan perusahaan untuk mengambil tindakan ketika melakukan hal yang melewati batas dan menjadi tidak aman. Seiring dengan peraturan keamanan, kebijakan dapat mengatasi masalah perilaku lain seperti keterlambatan, hari pribadi dan sakit, panggilan telepon pribadi, dan makan siang dan waktu istirahat. Sebuah kebijakan tertulis yang baik mendorong perilaku aman. Dalam hal ini, tindakan terbaik adalah pencegahan. Skenario kasus terbaik adalah untuk kecelakaan tidak pernah terjadi. Jika kecelakaan harus terjadi, wawancara langsung diperlukan untuk mencegah penularan yang dapat menciptakan suasana kondusif untuk lebih kecelakaan. Jujur dan terbuka dalam diskusi di acara penting; kerahasiaan melahirkan kecemasan. Meskipun kebutuhan untuk konseling tidak selalu segera memberikan jalan keluar yang cepat, namun berbagi perasaan dapat membantu untuk menghilangkan rasa tidak berdaya. tambahan pelatihan keselamatan sehubungan dengan kecelakaan akan membantu karyawan lain merasa lebih sadar dan dalam kendali. Tidak ada hal seperti terlalu banyak informasi.

Ketika kecelakaan terjadi.
·       Untuk mencegah penularan berdiskusi; memberikan konseling jika diperlukan
·       Mempromosikan  secara terbuka, diskusi yang jujur ​​dan pendidikan
·       Berbagi pengetahuan dan informasi
·       Memastikan kerahasiaan
Catatan: Sebuah program yang ditulis harus berada pada tempatnya dan disesuaikan dengan kebbutuhan.

Intervensi dikatakan berhasil dalam mengendalikan kecelakaan tergantung pada sifat dari budaya perusahaan. Penyebaran informasi, pelatihan yang menyeluruh, dan program kesehatan memberikan kesempatan bagi budaya perusahaan untuk mendorong nilai-nilai yang mempromosikan kinerja yang aman. Penekanan pada komunikasi, akuntabilitas, keterlibatan, fleksibilitas, prioritas yang menempatkan karyawan pertama, dan persepsi positif  di tempat kerja semua berkontribusi untuk mencegah masalah-masalah emosional dari Mempengaruhi kinerja. Bila digabungkan dengan pengamatan yang tajam perilaku dan intervensi tepat waktu, maka menciptakan citra nilai perusahaan yang sehat yang dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bertanggung jawab.








BAB IV
KESIMPULAN

5.1            Kesimpulan
            Faktor dasar yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu  kondisi mekanis atau fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau factor manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan
perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stress (HW Heinrich ; 1931).












DAFTAR PUSTAKA

[1] Blanchard, M. dan Tager, M. Bekerja Yah: Mengelola untuk Kesehatan dan Kinerja Tinggi, New York: Simon & Schuster, 1985.
[2] O'Donnell, P. dan M. Ainsworth, T., Eds. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. New York:John Wiley & Sons, 1986
[3] Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), Cetakan Kedua, Rineka Cipta, Jakarta.
[4] Halgrow, A. Sebuah program respon trauma memenuhi kebutuhan karyawan yang bermasalah. Personil J. 66 (2): 18, 1987
[5] Reher, R., Wallin, JA, dan Dubon, DI Mencegah kecelakaan kerja melalui performance-performance sports manajemen. Publik Pers. Mengelola. 22 (11): 301, 1993.
[6] Van Wagoner, S. I. Stres 's banyak penyamaran. Di seberang Bd. 24 (3): 51, ​​1987.
[7] Verespej, MA Wired bencana: penyalahgunaan obat dan alkohol dapat mendatangkan malapetaka pada pengaman program. Occup. Bahaya 52 (4): 107, 1990.



Komentar

Postingan Populer