Tugas Softskill Bahaya Psikologi dan Penanggulangan Di Lingkungan Kerja
MAKALAH
BAHAYA
DAN PENGENDALIAN PSIKOLOGI DI PERUSAHAAN
Disusun
Oleh:
I. GUSTI PUTU PRADNYA ARYA ASNAWA
IRVANANDA ISNANDI
FAKULTAS
TEKNOLOGI INDUSTRI
JURUSAN
TEKNIK MESIN
LABORATORIUM
TEKNIK MESIN DASAR
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2019
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul.............................................................................................................. i
Abstraksi..................................................................................................................... ii
Kata Pengantar........................................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................................... iv
Daftar Gambar........................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah................................................................................. 1
1.4 Tujuan
Penulisan................................................................................. 1
1.5 Metode
Penulisan ............................................................................... 2
1.6 Sistematika
Penulisan.......................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Bahaya Psikologi Di Tempat Kerja......................................... 4
2.2.1 Jenis Jenis Bahaya Psikologi............................................ 4
2.2 Penularan Masalah Psikologi.............................................................. 5
2.2.1 Tingkat Stress................................................................ 5
2.2.2 Jangka Waktu Stress....................................................... 6
2.2.2.1 Kemampuan
Mendekteksi Masalah.................... 6
2.3.2.2 Tanda Yang Terjadi
Jika Stress............................ 7
2.3.2.2 Reaksi Yang Terjadi
Jika Stress........................... 8
BAB III DATA DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengendalian
Masalah Psikologi......................................................... 10
3.2 Pendekatan Yang Membantu Meringankan Stress................................. 12
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan....................................................................................... 17
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik sebagai salah satu tugas mata kuliah
teknik keselamatan dan kesehatan kerja di Universitas Gunadarma. Makalah ini mungkin sangat jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan-kekurangan baik dari segi materi maupun dalam penyajiannya.
Hal tersebut karena kemampuan dan pengalaman penulis yang masih terbatas. Banyak dukungan,
masukan dan saran yang penulis terima dari berbagai pihak dalam penulisan
ilmiah ini. Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada pihak-pihak terkait yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini dapat selesai dengan baik. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya:
1. Prof. Dr. E. S. Margianti,
SE., MM. Selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2. Prof.
Dr. Ir. Bambang Suryawan, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
3. Dr.
Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
4. Ir.
Sunyoto, MT. Selaku Dosen Mata Kuliah Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma.
5. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan moril maupun materil serta doa untuk penulis.
6. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma khususnya angkatan 2015 yang telah banyak membantu.
Depok, 24, Januari 2019
4IC05
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada tahun 1931, dalam penelitian yang dilakukan
oleh HW Heinrich mencatat bahwa dua
faktor dasar yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu kondisi mekanis atau fisik dan faktor
manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak berfokus pada
perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang dapat
menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah kecelakaan
terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi
karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau faktor manusia. Faktor risiko
psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stres.
1.2
Rumusan Masalah
Penanggulangan dalam terjadinya bencana harus
dilakukan secara cepat, karena dapat mempengaruhi kinerja dan lingkungan sekitar.
Untuk itu hal yang perlu diketahui adalah proses pengendalian psikologi secara
tepat.
1.3
Batasan Masalah
Untuk mengetahui mengenai masalah-masalah apa saja yang akan
dibahas maka akan dijelaskan batasan masalah yang ada dalam penulisan ini, yang
meliputi:
1.
Membahas
jenis permasalahan psikologi.
2.
Membahas
pengendalian masalah psikologi.
1.4
Tujuan Penulisan
Adapun beberapa tujuan yang
diharapkan dalam penulisan ilmiah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui
jenis permasalahan psikologi.
2.
Mengetahui
pengendalian masalah psikologi.
1.5
Metode Penulisan
Dalam penyusunan penulisan ilmiah ini,
penulis melakukan pengamatan pada tanggap darurat dan pengambilan data yang
diperlukan untuk menganalisa permasalahan yang dibahas dalam penulisan ilmiah.
Penulis melakukan kegiatan dengan beberapa metode antara lain :
1. Studi literature
Metode yang dilakukan dengan pengambilan data yang
diperoleh dari buku-buku acuan atau jurnal yang menyangkut permasalahan yang
akan dibahas .
1.6
Sistematika Penulisan
Untuk
mengetahui penjelasan pada tiap-tiap bab secara garis besar maka sistematika
dalam penulisan laporan ini tersusun dari beberapa bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini
menjelaskan mengenai latar belakang masalah, permasalahan, pembatasan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan dari penulisan ilmiah ini.
BAB II LANDASAN
TEORI
Pada bab ini menjelaskan
mengenai jenis masalah psikologi.
BAB III PEMBAHASAN
DAN ANALISA
Pada bab ini
menjelaskan tentang pengendalian masalah psikologi.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini menjelaskan
tentang kesimpulan dari penulisan ilmiah serta beberapa saran dari penulisan
ilmiah ini.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian
Bahaya Psikologi Di Tempat Kerja
Pada
tahun 1931, dalam penelitian yang dilakukan oleh HW Heinrich mencatat bahwa dua faktor dasar
yang dapat menyebabkan kecelakaan yaitu
kondisi mekanis atau fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program
keselamatan kerja banyak berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan
mengabaikan faktor manusia yang dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur
prosedur yang bisa mencegah kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa
untuk 50% dari semua kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat
kerja atau factor manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah
potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat
dari peristiwa stres.
2.1.1
Jenis Jenis Bahaya Psikologi
Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah
potensi pikiran, perasaan, dan perilaku yang mungkin terjadi sebagai akibat
dari peristiwa stres. Permasalahan psikologis ataupun stress yang terjadi pada
seseorang digolongkan kedalam 4 bidang kehidupan yaitu :
- Masalah pribadi terjadi masalah keluarga
misalnya Perceraian, sakit, kematian dalam keluarga, alkohol/
penyalahgunaan obat, masalah keuangan, kelahiran anak, sekolah/ kelulusan.
- Masalah pekerjaan terjadi misalnya
pekerjaan baru, adanya tanggung jawab baru, adanya pemotongan tenaga
kerja, masalah dengan rekan kerja atau supervisor.
- Masalah sosial terjadi misalnya bencana
alam, pencurian, depresi.
2.2
Penularan Masalah Psikologi
Penularan
adalah Reaksi terhadap suatu peristiwa yang tidak berhubungan dengan diri
sendiri seperti : Membaca tentang bencana / cakupan televisi yang membuat
seseorang menjadi sangat khawatir, Bencana yang menimpa teman atau
saudara, melaporkan bencana.
2.2.1
Tingkat Stress
Pada tahun 1967, Indeks Mengubah Hidup diformulasikan oleh TH
Holmes dan
RH Rahe.Mengingat daftar 43
peristiwa kehidupan, individu diminta untuk memeriksa jumlah kejadian dari
setiap peristiwa sepanjang tahun lalu. Setiap kejadian dirangking menurut
dampak nilai numerik stres, dari yang rendah 11 sampai yang tertinggi 100.
Menjumlahkan skor menyediakan jumlah total stres yang dialami. Indeks ini
berisi banyak peristiwa yang yang dapat menjadi kontributor yang kuat untuk
faktor manusia stres dalam pekerjaan yang dapat mengakibatkan kecelkaan dalam
bekerja. Namun, penentu utama dalam mengevaluasi dampak dari stres pada
perilaku adalah reaksi setiap individu terhadap situasi stres yang terjadi.
Potensi bahaya Psiko-sosial, yaitu
potensi bahaya yang berasal atau ditimbulkan oleh kondisi aspek-aspek
psikologis keenagakerjaan yang kurang baik atau kurang mendapatkan perhatian
seperti : penempatan tenaga kerja yang tidak sesuai dengan bakat, minat,
kepribadian, motivasi, temperamen atau pendidikannya, sistem seleksi dan
klasifikasi tenaga kerja yang tidak sesuai, kurangnya keterampilan tenaga kerja
dalam melakukan pekerjaannya sebagai akibat kurangnya latihan kerja yang diperoleh,
serta hubungan antara individu yang tidak harmoni dan tidak serasi dalam
organisasi kerja. Kesemuanya tersebut akan menyebabkan terjadinya stress akibat
kerja.
2.2.2
Jangka Waktu Stress
Stres dapat menimpa siapa saja bila seseorang tlidak dapat
mengendalikan diri
dan menyerah terhadap keadaan.
Gempa bumi atau banjir mungkin berlangsung hanya sebentar bukanlah stress yang
sebenarnya , tetapi stress yang sebenarnya adalah pengaruhnya terhadap
psikologis maupun emosional yang dapat bertahan lebih lama dan lebih mendalam
serta memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan seseorang. Selain itu,
merawat individu yang berpenyakit kronis akan memberikan pengalaman stres lebih
konsisten, namun pengasuh dapat menyesuaikan diri dengan baik dengan belajar
yang sehat dalam mengatasinya dan bila tidak dapat diatasi, dapat meminta
sumber daya untuk bantuan. Stres pasca-trauma yang dihasilkan dari reaksi
emosional terhadap gempa bumi atau banjir, akibatnya secara berkala, akan lebih signifikan menjadi faktor
risiko psikologis dalam kecelakaan di tempat kerja. Sebagai individu
dengan gaya kepribadian khas, masing-masing dari kita akan merespon stresr yang
ada dengan cara yang beraneka ragam. Secara umum, bagaimanapun, masalah jangka
pendek tidak akan berdampak besar pada tingkat kinerja sebagai kekhawatiran
jangka panjang. Jika sebuah kecelakaan mobil kecil dapat mengganggu perhatian
sementara waktu. Tetapi masalah yang Sedang berlangsung yang lebih berat,
seperti kecanduan narkoba atau alkohol, dapat menciptakan kerugian konsentrasi
yang lebih kritis dan menghadirkan risiko yang lebih mendalam terhadap kinerja
kerja yang aman di tempat kerja.
2.2.2.1
Kemampuan Mendekteksi Masalah Psikologi
Setiap orang berbeda
beda dalam hal menangani situasi stres
dan menyertai pesan internal stres. Faktor yang paling menonjol yang mengganggu
dengan berhasil mengelola stres adalah rasa kehilangan kontrol. Semakin
seseorang merasa kehilangan kontrol, semakin besar tingkat stres. Perasaan
out-of-kontrol dapat mengakibatkan kebingungan dan keasyikan dengan stres, yang
mengakibatkan peningkatan bicara diri yang negatif serta timbulnya kecemasan.
Rasa frustrasi dan meningkatnya kerugian yang menyertai konsentrasi dapat
menyebabkan pengambilan risiko yang tidak perlu atau untuk overcompensation kurangnya
perhatian dengan menjadi terlalu berhati-hati dan ragu-ragu. Keraguan,
ketidakpastian, dan tingkat kecemasan kemudian dapat meningkat lebih lanjut,
mempercepat siklus stres yang tidak sehat dan meningkatkan kontribusi terhadap
risiko kecelakaan. Karena banyak orang merasa tidak nyaman membahas
masalah-masalah yang mungkin mengganggu mereka, metode penelitian karyawan
diperlukan untuk mengetahui seberapa jauh seorang karyawan mengalami stress
yang dapat menjadi risiko kecelakaan.
Penilaian dalam penelitian yang dilakukan yang paling efektif berasal dari
pengamatan perilaku atau tingkat kinerja.
Ketika
seseorang terganggu, kinerja dan produktivitas turun. Stres memicu perubahan
perilaku. Beberapa perubahan ini dapat terlihat dan jelas, dan ada yang tidak
dapat terdeteksi . oleh karena itu diperlukan kesediaan untuk mengenal karyawan
dan untuk mempelajari kebiasaan mereka dalam rangka untuk melihat perubahan
dalam fungsi, cara bicara, kinerja pekerjaan, maupun kebiasaannya. perubahan
yang terus terjadi, semakin beresiko terhadap individu . Sekali Anda telah
mengidentifikasi karyawan sebagai risiko kecelakaan, masalah ini harus kemudian
disampaikan secara langsung. Ada tiga tingkat konfrontasi: pribadi,
performance- performance sports, dan kebijakan
2.2.2.2
Tanda Yang Mungkin Terjadi Ketika Seseorang
Stress
•
Adanya perasaan ketakutan
Kebingungan dan kecemasan
•
Terlalu sibuk dengan masalah
sehingga mengabaikan rekan kerja yang lain
•
Proses Duka pada diri sendiri
yang disebabkan oleh masalah keluarga dll
•
Negative thinking
•
Merasa terisolasi terasing
sehingga membutuhkan perhatian yang lebih banyak
•
Takut akan pembalasan
•
Takut menunjukkan kelemahan
2.2.2.3
Reaksi Yang Mungkin Terjadi Ketika Seseorang Stress
•
Trauma yang berkepanjangan
•
Terkurasnya energi dan
pikiran sehingga membuat tubuh menjadi lemah
•
Kecemasan, Apatis, mati rasa emosional
•
Timbulnya berbagai macam
penyakit akibat kebanyakan pikiran misalnya Sakit kepala, mual, pusing
ataupun Penyakit ringan lainnya.
•
Sulit berkonsentrasi terhadap
sustu pekerjaan
•
Kebingungan, pelupa, insomnia
•
Mimpi buruk
•
penggunaan Obat- obatan
yang meningkat dan penggunaan alkohol
•
kecerobohan, sering marah
Merasa kewalahan, Gugup ataupun
sering ketiduran.
BAB III
PEMBAHASAN
MASALAH
3.1
Pengendalian Masalah Psikologi
Jika
pribadi Anda bersedia untuk meninggalkan kapasitas dunia profesional Anda,
mencoba pendekatan individu sebagai teman yang peduli. Tanyakan jika ada masalah dan apa yang dapat
Anda lakukan untuk membantu. Mencoba untuk memberi dukungan aktif bagi individu
jika ia menginginkannya dengan upaya harus tulus,. Para kontak tingkat pribadi
mungkin sangat bermanfaat bagi orang
yang dapat menghargai ketulusan Anda, mengetahui kerahasiaan yang akan
dihormati, dan kepercayaan Anda untuk mendengarkan, Empati, dan membantu. Risiko
Anda dalam menjalankan ini adalah bahwa masalah dapat ditolak, atau Anda
mungkin harus ditolak dan dianggap mengganggu karena pada saat tersebut jiwanya
masih tergolong kacau. Kebijaksanaan ekstrim diperlukan jika Anda memutuskan
untuk campur tangan pada tingkat pribadi. Anda dapat memilih untuk tetap di
arena profesional.
Perilaku
yang berkontribusi terhadap terjadinya
kecelakaan :
·
Perubahan dapat mempengaruhi
sikap
·
Mood perubahan, perubahan
suasana hati
·
Penarikan diri
lingkungan sosial
·
Memaksakan keceriaan dalam
kehidupan sehari - hari
·
Reaksi berlebihan terhadap
situasi serta kemarahan yang berlebihan
·
Kelesuan
·
Melamun
·
Kelambatan tanpa adanya
alasan yang jelas
·
Penggunaan hari libur yang
berlebihan
·
Menggunakan jam makan siang yang lebih dan kembali dengan bau
minuman keras
·
Panggilan telepon pribadi;
konduksi bisnis pribadi yang mengganggu pekerjaan
·
Bekerja dengan berlebihan
·
Bekerja terlambat atau
lembur, tanpa pola sebelumnya
·
Keengganan untuk meninggalkan
pekerjaan meskipun pada saat jam istirahat
·
Sering istirahat dan
menggunakan toilet dengan lama
·
Pelupa, ketidakpedulian
terhadap lingkungan sekitar
·
Kinerja drop - lebih banyak
kesalahan daripada biasanya; kesalahan kecil
·
Kerahasiaan
·
Penolakan dari masalah ketika
berhadapan dengan seseorang yang ingin membantu
Pendekatan Yang Dapat Dilakukan Dalam Membantu Meringankan Stres
Pribadi
· Kesadaran
akan perbedaan gender dan pola perilaku karyawan '
· Didekati
("pintu terbuka" kebijakan)
· Kesediaan
untuk mengambil risiko
· Kepedulian
terhadap keamanan (harus tulus)
· Privasi
harus dipastikan terjjaga sehingga seseorang yang menceritakan masalahnya
menjadi lebih tenang karena rahasianya terjaga
· Peningkatan
kerjasama antara para pekerlja dengan pimpinan
· Kerahasiaan
terhadap masalah yang mengakibatkan seseorang stres
· Keterbukaan,
kesediaan untuk mendengarkan keluhan ataupun permasalahan seseorang
Kinerja
· Peninjauan
terhadap Kinerja serta penelitian
terhadap sikap dan kebiasaan tenaga kerja
· Memberikan
alternatif perubahan Perilaku untuk berubah kearah yang lebih baik
· Negosiasi,
keterampilan mediasi
· Cross-training
karyawan luntuk mengenalkan segala sesuatu yang penting agar resiko kecelakaan
dapat diminimalisir
Kebijakan
· Memberikan kebijakan secara tertulis
· Memberikan
kelas, informasi program Pelatihan dan kesehatan,
· memberikan
Pedoman untuk perilaku yang aman
Kinerja
Dari
sikap profesional, harus memperhatikan
tingkat kinerja dan perubahan perilaku. Perhatikan masalah daerah dan
alamat mereka secara khusus. Cobalah untuk
menemukan alasan di balik penurunan produktivitas atau perubahan
perilaku. Jika Anda mengalami penolakan bahwa ada masalah, menjaga percakapan
difokuskan pada perilaku yang spesifik, menginformasikan karyawan tersebut
bagaimana ia dapat meningkatkan kinerja dan bagaimana perbaikan akan didokumentasikan.
Mengungkapkan keprihatinan Anda tentang isu-isu keselamatan. Cross-training
karyawan akan memastikan bahwa tugas pekerjaan yang tercakup jika harus menjadi
perlu untuk menghapus seseorang dari situasi yang berpotensi berbahaya. Anda
mungkin melihat perbedaan gender yang terjadi pada pribadi dan tingkat kinerja.
Perempuan pada umumnya, lebih cenderung bersedia untuk membahas masalah pribadi
dan menerima solusi dan menawarkan bantuan. Mereka cenderung untuk merespon
positif terhadap belas kasih dan keinginan yang jujur untuk mendengarkan.
Pria, yang sering dibesarkan di sebuah Atmo- lingkup yang menekankan pemecahan
masalah dan privasi, mungkin percaya bahwa UCAPAN- pemerintah hanyalah kicauan
belaka atau pengakuan stres merupakan kelemahan. Mereka biasanya akan merespon
lebih positif untuk intervensi pada tingkat kinerja, dengan tujuan yang jelas
dan pedoman untuk perbaikan.
Kebijakan
Kebijakan
dan kinerja berjalan seiring. Sebaiknya menuliskan harapan tentang perilaku
yang aman, dengan pedoman kebijakan yang disebarluaskan , merupakan persyaratan
hukum. Sebuah kebijakan khusus, gabungan
dengan
program pelatihan komprehensif, menyiapkan perusahaan untuk mengambil tindakan
ketika melakukan hal yang melewati batas dan menjadi tidak aman. Seiring dengan
peraturan keamanan, kebijakan dapat mengatasi masalah perilaku lain seperti
keterlambatan, hari pribadi dan sakit, panggilan telepon pribadi, dan makan
siang dan waktu istirahat. Sebuah kebijakan tertulis yang baik mendorong
perilaku aman. Dalam hal ini, tindakan terbaik adalah pencegahan. Skenario
kasus terbaik adalah untuk kecelakaan tidak pernah terjadi. Jika kecelakaan
harus terjadi, wawancara langsung diperlukan untuk mencegah penularan yang
dapat menciptakan suasana kondusif untuk lebih kecelakaan. Jujur dan terbuka
dalam diskusi di acara penting; kerahasiaan melahirkan kecemasan. Meskipun
kebutuhan untuk konseling tidak selalu segera memberikan jalan keluar yang
cepat, namun berbagi perasaan dapat membantu untuk menghilangkan rasa tidak
berdaya. tambahan pelatihan keselamatan sehubungan dengan kecelakaan akan
membantu karyawan lain merasa lebih sadar dan dalam kendali. Tidak ada hal
seperti terlalu banyak informasi.
Ketika
kecelakaan terjadi.
· Untuk mencegah penularan
berdiskusi; memberikan konseling jika diperlukan
· Mempromosikan secara terbuka, diskusi yang jujur dan
pendidikan
· Berbagi
pengetahuan dan informasi
· Memastikan
kerahasiaan
Catatan:
Sebuah program yang ditulis harus berada pada tempatnya dan disesuaikan dengan
kebbutuhan.
Intervensi
dikatakan berhasil dalam mengendalikan kecelakaan tergantung pada sifat dari
budaya perusahaan. Penyebaran informasi, pelatihan yang menyeluruh, dan program
kesehatan memberikan kesempatan bagi budaya perusahaan untuk mendorong
nilai-nilai yang mempromosikan kinerja yang aman. Penekanan pada komunikasi,
akuntabilitas, keterlibatan, fleksibilitas, prioritas yang menempatkan karyawan
pertama, dan persepsi positif di tempat
kerja semua berkontribusi untuk mencegah masalah-masalah emosional dari
Mempengaruhi kinerja. Bila digabungkan dengan pengamatan yang tajam perilaku
dan intervensi tepat waktu, maka menciptakan citra nilai perusahaan yang sehat
yang dapat menciptakan lingkungan yang aman dan bertanggung jawab.
BAB IV
KESIMPULAN
5.1
Kesimpulan
Faktor dasar yang dapat menyebabkan
kecelakaan yaitu kondisi mekanis atau
fisik dan faktor manusia. Pada umumnya Program keselamatan kerja banyak
berfokus pada perlindungan fisik pekerja, dan mengabaikan faktor manusia yang
dapat menyebabkan orang mengabaikan prosedur prosedur yang bisa mencegah
kecelakaan terjadi, namun studi menunjukkan bahwa untuk 50% dari semua
kecelakaan terjadi karena kesalahan karyawan di tempat kerja atau factor
manusia. Faktor risiko psikologis dalam kecelakaan adalah potensi pikiran,
perasaan, dan
perilaku yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari peristiwa stress (HW Heinrich ; 1931).
DAFTAR
PUSTAKA
[1] Blanchard, M. dan Tager, M.
Bekerja Yah: Mengelola untuk Kesehatan dan Kinerja Tinggi, New York: Simon &
Schuster, 1985.
[2]
O'Donnell, P. dan M. Ainsworth, T., Eds. Promosi Kesehatan di Tempat Kerja. New
York:John Wiley & Sons, 1986
[3] Soekidjo Notoatmodjo, 2003, Ilmu
Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar), Cetakan Kedua, Rineka Cipta,
Jakarta.
[4]
Halgrow, A. Sebuah program respon trauma memenuhi kebutuhan karyawan yang
bermasalah. Personil J. 66 (2): 18, 1987
[5] Reher, R.,
Wallin, JA, dan Dubon, DI Mencegah kecelakaan kerja melalui performance-performance
sports manajemen. Publik Pers. Mengelola. 22 (11): 301, 1993.
[7]
Verespej, MA Wired bencana: penyalahgunaan obat dan alkohol dapat mendatangkan
malapetaka pada pengaman program. Occup. Bahaya 52 (4): 107, 1990.
Komentar
Posting Komentar